Tahun 05 Edisi 01

Ramadhan adalah bulan teristimewa bagi semua umat Islam. Tak terkecuali bagi kita para pengemban misi khalifah fil ard. Ya, momen spesial ini adalah kesempatan besar bagi kita semua untuk mengasah skill pengendalian diri. Mengendalikan diri dalam menghadapi berbagai godaan dan tantangan menggapai cita-cita yang tak selalu mudah. Namun sayangnya, banyak di antara kita yang masih menyambut event sakral itu hanya berfokus pada pelaksanaan ibadah ritual semata. Contoh misalnya: melakukan pawai obor, melakukan doa dan dzikir bersama, berziarah ke makam, dsb. Padahal, dengan persiapan yang hanya sebatas demikian, kita berkemungkinan besar tak akan mendapatkan hasil pengasahan skill pengendalian diri secara optimal. Lantas, hal-hal apa sajakah yang seharusnya kita lakukan dalam menyambut bulan Ramadhan?

Tak terasa, organisasi kita tercinta akan menginjak momen pertambahan usia. 29 tahun sudah, organisasi ini berdiri dan berkiprah di tengah-tengah masyarakat. Berusia puluhan tahun sendiri, tentu bukanlah waktu yang sebentar dalam proses menggapai cita-cita. Ada hari-hari yang melelahkan, jatuh bangun, pengorbanan, ataupun kadang banyak resiko dan harapan. Untuk itu di hari yang sangat spesial ini, barangkali tepat kiranya bagi kita semua untuk melakukan sebuah refleksi atas perjalanan organisasi. Refleksi untuk mendapatkan kepastian, apakah jalan itu masih sesuai prediksi atau sudah banyak mengalami perubahan. Beberapa peristiwa penting dalam sejarah akan diulas sebagai bahan pembelajarannya. Salah satu di antaranya, yakni tentang sejarah kelahiran Khittah NU. Seperti apakah sejarah kelahiran khittah NU?

Dia seorang janda, memiliki anak tiga, dan hanya seorang ibu rumah tangga. Pasca ditinggalkan oleh suami tercinta, ia sempat mengalami depresi yang begitu hebat. Namun 3 tahun berselang, ia mampu bangkit dan kembali menata hidupnya. Bahkan tak hanya itu saja, ia juga mampu membantu sesama kaumnya untuk bersama memperbaiki taraf hidup dan lepas dari jeratan hutang. Ini kisah nyata dari seorang perempuan di sebuah kampung nelayan. Seorang wanita tangguh dan mandiri, yang bisa kita sebut sebagai, sosok Kartini masa kini. Siapakah sosok kartini masa kini yang telah membantu memberdayakan para istri-istri nelayan? Apa saja upaya yang ditempuhnya untuk membantu mengentaskan kemiskinan di kampung tersebut?