Author : Moch Syafiudin
0 Views
Peranan Cara Pandang Makro Sebelum Mengambil Tindakan
Berpikir reaktif atau serba instant, tak jarang menghinggapi sebagian dari kita. Demi tuntutan kecepatan penyelesaian masalah, demikian yang seringkali menjadi alasannya. Padahal tak jarang, cara pandang semacam ini membawa beragam dampak buruk. Satu contoh penting, yakni bagaimana ia dapat berpengaruh terhadap tercapainya cita-cita jangka panjang yang sudah dicanangkan.
Berbicara tentang cara pandang makro, kita barangkali bisa belajar dari beberapa sosok berikut ini. Nabi Muhammad yang mampu berpikir makro sebelum memutuskan menyetujui perjanjian Hudaibiyah dan juga Salman al-Farisi, tatkala ia mengajukan strategi membuat parit dalam perang Khandaq.
Bagaimana detil penerapan cara berpikir makro dari kedua tokoh Islam tersebut? Bagaimana pula cara menjaga agar kita dapat konsisten untuk berpikir secara menyeluruh?
Author : Joky Satria Pamungkas
0 Views
Burnout ñ Berlindung dari Gangguan Mental Penghancur Mereka yang Bercita-cita Besar
Apakah Anda sering masih merasa lelah, sekalipun sudah beristirahat cukup? Apakah Anda terus-menerus merasa sedih dan hampa ketika menjalankan pekerjaan sehari-hari? Apakah Anda juga sering merasa produktivitas kerja menurun, sulit berkonsentrasi, dan daya kreativitas menghilang? Upss.. hati-hati ya kawan, jangan-jangan kita sedang terserang Burnout nih!
Ya, Burnout atau sindrom psikologis akibat stres berkepanjangan pada pekerjaan, memang sangat penting untuk kita waspadai. Dampak buruk akibat gangguan psikologis ini tidak main-main lho. Ia bisa sampai membuat seseorang dengan mudahnya melepas karir atau cita-cita besar yang sudah dirintisnya selama ini. Proses penyembuhannya juga terbilang lama, setidaknya butuh waktu 1 bulan atau paling lama bisa sampai 2 tahun.
Lantas, faktor apakah yang menyebabkan seseorang dapat terserang Burnout? Bagaimana pula cara kita menghindari sindrom psikologis ini?
Author : Ilham Yoshi Ariansyah
0 Views
Ikhlas Sebagai Pendorong Amal Shaleh
Tiap-tiap pribadi, tentu ingin saling berlomba-lomba dalam mengerjakan amal shaleh. Di samping diperintahkan oleh agama, juga ada balasan indah nantinya, yakni surga. Oleh sebab itulah, setiap datang kesempatan untuk menjalankan amal perbuatan baik, tidak boleh sekalipun untuk melewatkannya.
Namun sayangnya, meski banyak tersedia kesempatan besar untuk mengerjakan amal shaleh, kita justru terkadang tak bersemangat dalam menjalankannya. Salah satu sebab yang tidak kita sadari adalah, karena rasa ìikhlasî dalam diri. Ya, sebuah rasa ikhlas ternyata dapat menjadi faktor penting dalam mendorong teroptimalkannya amal shaleh. Diri yang tak ikhlas, akan selalu mencari alasan untuk meminimalkan usaha yang dikeluarkan.
Mengapa ikhlas dapat memacu teroptimalkannya amal shaleh? Bagaimanakah cara kerja rasa ini sehingga ia dapat menjadi sumber motivasi yang baik dalam mengerjakan sebuah amalan?