Author : Joky Satria Pamungkas
1 Views
Makna dan Orientasi Bertasbih (bag 1)
Bertasbih, adalah salah satu ibadah yang memang telah diperintahkan oleh Allah pada umat muslim. Maka dari itu, tak heran bila kita tidak asing melihat aktivitas tersebut sering dijalankan oleh umat Islam. Demikian tingginya amalan bertasbih, kebanyakan muslim bahkan rela melafadzkan dengan sebanyak-banyaknya, ataupun yang melakukannya dengan berlomba-lomba.
Sayangnya, sebelum menjalankan ibadah bertasbih, umat muslim belum sepenuhnya memahami makna dan orientasi dari perintah tersebut. Hal ini bisa dilihat dari bagaimana ibadah ini seakan hanya dijalankan secara gugur kewajiban, dan yang paling penting, umat Islam belum benar-benar mendapatkan manfaat besar dari ibadah tersebut. Padahal, di balik perintah bertasbih terdapat sebuah manfaat yang besar bagi manusia. Manfaat yang bukan hanya terkait dengan keakheratan saja, tetapi juga berhubungan dengan pemecahan masalah di dunia.
Lantas, seperti apakah praktek bertasbih yang sesungguhnya? Benarkah orientasi bertasbih tidak hanya demi akhirat saja tetapi juga untuk pemecahan masalah hidup di dunia?
Author : Yunda Ardila
1 Views
Komodifikasi Agama Islam dalam Televisi Swasta Indonesia
ayangan religi berupa ceramah agama, saat ini bak jamur di musim penghujan. Tidak hanya dapat kita temukan di pagi hari, namun juga pada saat ìprime timeî, suguhan program tersebut dapat dengan mudah kita temukan. Senang dan bangga, barangkali demikian yang ada dalam benak kita karena konten religi sepertinya telah memiliki ruang dalam media televisi saat ini.
Namun sayangnya, yang terjadi justru bukanlah seperti yang kita bayangkan. Tanpa kita sadari, telah terjadi perubahan nilai (komodifikasi agama) dari program-program religi yang disajikan tersebut. Tak hanya bermotif materi, kekuasaan juga seringkali ditengarai menjadi biang dilakukannya komodifikasi agama.
Lalu, seperti apakah motif kekuasaan dan materialisme di balik komodifikasi agama Islam? Dampak apa yang akan diterima oleh khalayak dengan tayangan religi jenis demikian?
Author : Utari Eka Bhandiani
1 Views
Eksistensi Diri dalam Dunia Maya : Dua Mata Pisau Antara Wadah Silaturahmi atau Provokasi
Media sosial, telah menjelma menjadi satu kebutuhan penting yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan kita. Setiap orang dapat memposting apapun di sana, atau sebaliknya, kita juga bisa menjadi penikmat segala unggahan tersebut. Hingga terkadang tak dapat dielakkan, bila kemudian kita mengambil figur pada salah satu dari mereka. Entah itu karena melihat postingan berupa kata-kata yang memotivasi atau kegiatan tertentu yang dilakukan oleh sosok tersebut.
Padahal, media sosial adalah dunia maya, yang tak sepenuhnya menunjukkan realita. Ada bermacam orientasi ketika seseorang mengunggah apapun di sana. Mulai dari tujuan baik, hingga kepentingan buruk seperti misalnya melakukan provokasi, melemahkan semangat membangun masyarakat, memalingkan kita dari cita-cita yang seharusnya, ataupun untuk membangun citra diri yang semu. Oleh karena itu, penting bagi generasi Islam rasional untuk memiliki kepekaan dalam bermedia sosial.
Lantas, bagaimanakah cara membangun kepekaan dalam bermedia sosial agar kita tidak keliru dalam memfigurkan seseorang?