Author : Handono Warih J.P.
0 Views
Demokrasi Pada Pemerintahan Masa Rasul dan Sahabat
Demokrasi atau sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, sampai dengan hari ini masih merupakan satu bentuk pemerintahan yang banyak diterapkan oleh negara-negara. Hal ini dikarenakan, banyak hal-hal baik yang terkandung dalam sistem tersebut. Kebebasan berpendapat, pengakuan kesetaraan suku/warna kulit, pemilihan pemimpin yang fair, dls.
Namun bagi sebagian kelompok umat Islam, demokrasi masih dipandang sebagai hal yang kurang tepat untuk diterapkan. Argumen bahwa demokrasi bukanlah konsep yang berasal dari Islam namun dari Barat dan tidak pernah dikenal pada masa Nabi dan para sahabat, selalu menjadi alasan yang dikedepankan. Padahal bisa jadi, mereka yang berpendapat demikian, belumlah benar-benar menelusuri sejarah secara menyeluruh dan mendalam.
Lantas, bagaimanakah sejatinya pandangan Islam terhadap sistem pemerintahan Demokrasi? Benarkah pada masa Rasul dan sahabat, Islam tidak mengenal sistem pemerintahan tersebut?
Author : Moch Syafiudin
0 Views
Alam Sebagai Sumber Kekuatan Spiritual
Alam semesta dengan segala kekayaan yang ada di dalamnya, memberikan manfaat yang demikian besar bagi kita manusia. Ia yang tak hanya sebagai tempat kita bernaung, namun juga telah menyediakan berbagai apa yang kita butuhkan untuk melangsungkan kehidupan. Airnya yang kita minum, udaranya yang kita hirup, beraneka buah dan sayuran yang kita makan, dls.
Namun tahukah kita bahwa alam sejatinya tidak saja memiliki peranan sebagaimana yang diuraikan di atas. Satu hal yang mungkin masih menjadi kealpaan kita adalah bahwa alam sesungguhnya juga menyimpan aspek spiritualitas yang dimana dengan menghayatinya, akan dapat mendekatkan kita dengan sang Pencipta.
Lantas, aspek-aspek spiritual apa sajakah yang bisa kita hayati dari alam?
Author : Utari Eka Bhandiani
0 Views
Dosa Mengkhianati Kesepakatan
Sebuah perjanjian/kesepakatan, biasanya dibuat untuk menjamin bahwa pihak-pihak yang bersepakat akan konsekuen menjalankan apa yang sudah disepakati. Seberat apapun tantangan atau godaan yang akan datang di masa depan, tak boleh menyurutkan komitmen itu.
Namun tak jarang juga dalam kenyataannya, akan adanya orang/pihak yang dengan mudahnya mengkhianati kesepakatan yang sudah dibuat. Padahal, terdapat nilai yang begitu berharga dalam sebuah tindakan menjaga komitmen untuk menjalankan tanggung jawab di dalam sebuah perjanjian. Peristiwa pengkhianatan yang dilakukan oleh salah satu bani Yahudi dalam perjanjian pada masa Perang Khandaq, barangkali bisa menjadi satu pelajaran penting bagi kita.
Seperti apakah kisah tersebut? Hikmah apakah yang dapat kita ambil dari peristiwa di masa silam itu?