Author : Redaksi
1 Views
Lasiyo (Bangkit dari Bencana dengan Pisang)
Keterpurukan dalam hidup, biasanya membuat seseorang sulit untuk bangkit. Terlebih ketika dalam keterpurukan itu, kita mengalami banyak kehilangan. Trauma, kesedihan yang luar biasa, kemarahan, seolah bercampur menjadi satu dan menyedot seluruh energi kita.
Hal itu pulalah yang pernah dirasakan oleh Lasiyo, kakek berusia 63 tahun. Ia pernah merasakan bagaimana hidup terkatung-katung selama berbulan-bulan, setelah bencana gempa menimpa desanya. Namun beruntung ia tak berlarut-larut dalam kesedihan itu. Ia pada akhirnya bisa bangkit menata kembali hidupnya dengan bantuan, “pisang”.
Mengapa pisang mampu menolong Lasiyo hingga ia mampu bangkit setelah tertimpa bencana? Apa saja yang dilakukan oleh Lasiyo pada pisang?
Author : Purwo Prilatmoko
1 Views
Cara Mengumpulkan Pahala dari Allah, Pilih Menabung atau Investasi?
Memilih metode pengelolaan keuangan, terkadang membuat kita pusing tujuh keliling. Termasuk ketika dihadapkan pada dua pilihan besar, yakni menabung ataukah investasi. Wajar, di jaman yang apa-apa serba mahal dan uang begitu berharga, perlu kejelian dalam memilih instrument pengelolaan dana kita yang punya. Salah-salah, uang tidak berhasil dilipatgandakan dan justru menguap begitu saja.
Tak kalah pentingnya dengan uang, mengumpulkan pahala pun perlu sedikit kecermatan. Tak mau bukan, jika sudah bersusah payah mengumpulkan pahala, tapi nyatanya yang terkumpul sedikit atau justru menabung/berinvestasi di tempat yang salah. Oleh sebab itu, perlu kiranya bagi kita untuk menganalisis ulang mengenai metode yang tepat dalam kaitannya dengan upaya pengumpulan pahala. Agar di akhir penghitungan, timbangan pahala kita bisa cukup untuk mengantakan ke jannah-Nya.
Seperti apakah wujud menabung/ berinvestasi pahala itu? Lebih prospek mana antara menabung atau investasi pahala?
Author : Anggih Saeful Khiyar
1 Views
Menunda, Penyakit Mental yang Mengintai
Pekerjaan yang datang kepada kita setiap harinya, memang tiada habisnya. Namun meski demikian, segala tugas itu haruslah tetap terlaksana, sebab memang telah menjadi tanggung jawab kita. Di samping itu, pekerjaan yang belum terkerjakan dan jadi menumpuk, justru malah menjadi pekerjaan tersendiri.
Namun dalam prakteknya, banyak dari kita yang justru memiliki kebiasaan suka menunda-nunda pekerjaan. Meski seringkali mengalami stres dan depresi akibat pekerjaan yang tertunda, kita tetap dan selalu mengulanginya kembali. Seolah, sudah menjadi siklus yang berputar tanpa bisa dihentikan.
Lantas, apakah kiranya yang menjadi penyebab seseorang memiliki kebiasaan suka menunda pekerjaan? Bagaimana tips dan trik agar kita terhindar dari sifat demikian?