Tahun ke-4 Edisi 33

Ujian ketakwaan, biasanya erat dihubungkan dengan kenikmatan di akherat. Keterhubungan itu terletak pada, bagaimana setelah mengalami ujian takwa, seseorang akan mendapat kebahagiaan di akherat kelak. Ya, hal ini sebagaimana jaminan memperoleh kenikmatan di hari akhir nanti, yang akan didapatkan oleh Rasul dan para sahabat Jika dilihat sepintas, mungkin terlihat demikian adanya, namun apakah itu lantas berlaku untuk semua orang yang mengalami ujian takwa? Bagaimanakah jika ada orang-orang yang selepas menghadapi ujian takwa, namun ternyata setelahnya ia berperilaku yang menyesatkan lagi? Atau bagaimana pula bila orang tersebut adalah kaum munafik? Pelajaran mengenai hal ini, barangkali kiranya dapat kita temukan dari 2 peristiwa sejarah di masa para Nabi. Sebuah peristiwa yang akan menerangkan pada kita, bagaimana contoh gagalnya sekelompok orang dalam meraih nikmat akherat, meski sebelumnya mampu melewati ujian takwa. Peristiwa apakah itu? Hikmah apa yang bisa diambil dari peristiwa-peristiwa tersebut?