Author : Arissha Putra
0 Views
Mensyukuri Nikmat Hidup di Jalan Pembangunan Masyarakat
Bisa mengenal dan hidup di jalan pembangunan masyarakat, sungguh sebuah kenikmatan tak terkira. Banyak hal yang kita dapatkan, yang bahkan mungkin tak mampu kita hitung nilainya. Mulai dari nikmat mengenal cita-cita akherat, cinta kebenaran, kemampuan berpikir rasional, menjunjung moralitas, dan masih banyak yang lainnya.
Oleh sebab itu, penting kiranya bagi kita untuk mensyukuri segala anugerah yang diberikan oleh organisasi pembangun masyarakat. Bersyukur yang tak sekedar dalam wujud lisan, namun bersyukur dalam arti yang sebenar-benarnya.
Bagaimanakah wujud mensyukuri nikmat hidup di jalan pembangunan masyarakat?
Author : Fauzia
0 Views
Ego Defense Mechanism, Tantangan Kultur Cinta Kebenaran
Demi menjaga harga diri, seseorang terkadang berusaha sedemikian rupa untuk melakukan upaya pertahanan diri atau yang lazim disebut dengan “Ego Defense Mechanism (EDM)”. Mekanisme pertahanan diri ini sendiri memiliki banyak bentuk, namun mayoritas memiliki dampak yang kurang baik, jika diterapkan oleh seseorang.
Ya, diri yang ingin berlindung dari kesalahan atas nama harga diri, membawa bermacam dampak buruk. Utamanya, hal tersebut dapat bertentangan dengan kultur cinta kebenaran. Maka dari itu, penting kiranya bagi anggota organisasi untuk bisa mengelola EDM ini, agar moral cinta kebenaran dapat diterapkan di seluruh aspek kehidupan, termasuk pada moralitas pribadi.
Lantas, apa sajakah bentuk-bentuk EDM beserta dampak yang ditimbulkan dari masing-masing jenis tersebut? Bagaimana pula cara mengelola EDM yang tepat?
Author : Suhartono
0 Views
Islam Rasional Memandang Fenomena Bencana Alam
Ketika bencana alam terjadi, banyak orang kemudian memberikan analisisnya tentang makna di balik peristiwa itu. Dan analisis yang seringkali banyak beredar, menyebut bahwa bencana yang ada merupakan pertanda bahwa Allah sedang memberikan teguran kepada masyarakat tersebut karena sering berbuat maksiat.
Untuk mendukung pendapat tersebut, tak jarang sejarah umat di masa lalu dijadikan sebagai dalilnya. Di antaranya seperti azab yang diberikan Allah kepada kaum ‘Aad dan kaum Tsamud yang diketahui sering mengerjakan perbuatan maksiat.
Benarkah bencana alam yang menimpa selalu identik dengan azab dari Allah yang diturunkan untuk menghukum suatu kaum agar bertaubat? Jika benar, bukankah tidak menutup kemungkinan bahwa yang tertimpa bencana juga termasuk orang-orang beriman di dalamnya?