Author : Redaksi
0 Views
Sugeng Handoko (Pemuda Pelopor Ekowisata Gunung Api Purba)
Dalam kondisi terbatas dan minim sumberdaya, seseorang pada umumnya hanya bisa berpasrah dengan keadaan yang ada. Terlebih jika hal itu terjadi pada sebuah wilayah, jika tak ada yang berinisiatif untuk mengubah, kondisi itupun tentu tak akan pernah berubah.
Beruntung kondisi semacam itu tidak berlama terjadi pada desa berikut ini. Desa yang pada awalnya sangat kering dan miskin, kini telah berubah menjadi desa yang lebih berdaya. Tak tanggung-tanggung, omset dalam setahun yang diraihnya pernah mencapai angka hingga 1,9 Milyar. Semua itu dapat diraih berkat sebuah ide besar dari seorang pemuda desa.
Siapakah pemuda itu? Dan upaya-upaya apa sajakah yang ditempuh oleh pemuda tersebut dalam merealisasikan ide besar itu?
Author : Lewana Surya
0 Views
Menuju Surga Lewat Jalan Atensi (Meneladani Kaum Muhajirin)
Sebuah tujuan besar, tentunya menuntut tekad yang bulat dari seorang subyek pemilik tujuan. Tanpa hal itu, upaya untuk berhijrah seperti yang ditempuh oleh kaum Muhajirin, tentu tak akan mampu terwujud dengan mudah. Ya, bagaimana pada waktu itu mereka yang dengan ikhlas meninggalkan segala yang dipunyai demi memenuhi seruan Illahi.
Namun kebulatan tekad bukanlah hasil sulap yang bisa terjadi dalam waktu singkat. Ada beberapa faktor yang ditengarai dapat membentuk kekuatan tekad itu sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah teori yang ditemukan oleh Daniel Goleman. Teori, Atensi.
Faktor apa sajakah yang dapat membentuk sebuah kebulatan tekad berdasarkan Teori Atensi?
Author : Andis Putri & Primadi Arvianto
0 Views
Polemik BPJS (Jalan Terjal Menuju Universal Health Coverage)
Semenjak awal kelahirannya di tahun 2014, BPJS terus menuai polemik hingga kini. Bukan saja berupa keluhan dari para pesertanya, namun juga komplainan dari sejumlah unit pelayanan kesehatan (RS, klinik, apotek, dan puskesmas) dan juga dari industri serta pedagang besar farmasi dan alat kesehatan. Persoalan yang banyak disampaikan, rata-rata tak jauh dari seputar hutang BPJS kepada pihak-pihak tersebut.
Melihat berbagai problematika BPJS itu, tak sedikit yang kemudian beropini bahwa BPJS adalah program yang gagal, program yang terlalu terburu-buru diterapkan, bahkan ada yang berpikir tak ada kemaslahatan di dalam program tersebut. Namun jika menengok dari sudut pandang lain, tak dapat dipungkiri bahwa masih banyak yang sangat bergantung pada BPJS, utamanya mereka yang berasal dari kalangan menengah hingga masyarakat kelas bawah.
Lantas, benarkah adanya BPJS hanyalah sebuah kemudharatan? Jika memang ada harapan besar yang ditumpukan kepadanya, tidak adakah strategi untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi oleh program kesehatan tersebut?