Author : Risqon Ahmadi
1 Views
Berbisnis dengan Allah (Hikmah Surat at-Taubah Ayat 111)
Transaksi jual-beli pada umumnya menawarkan sistem pertukaran yang setara. Penjual memberikan barang/jasa yang ia punya dengan sepantasnya, sedangkan pembeli akan menawarkan imbalan sesuai dengan apa yang ia dapatkan. Tidak kurang, tidak lebih. Jarang terjadi, pembeli menawarkan imbalan yang sangat besar bahkan dengan banyak keuntungan.
Namun, hal berbeda ditawarkan oleh Allah kepada hamba-Nya. Ia, berani memberikan imbalan yang sangat besar bahkan bisa dikatakan begitu luarbiasa jika umat muslim mau berbisnis dengan-Nya. Hal tersebut sebagaimana tercantum dalam surat at-Taubah ayat 111, “….Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.”
Mengapa Allah mengadakan jual-beli dengan imbalan yang begitu luarbiasa (surga)? Siapakah umat yang dapat dikategorikan sebagai orang-orang yang berbisnis dengan Allah tersebut?
Author : Hafifah Tan
1 Views
Bijaksana dalam Menghadapi Lika-liku Perjuangan Organisasi Pembangunan Masyarakat Seimbang
Jalan perjuangan untuk membangun masyarakat, memang memuat cerita yang tak selalu mudah dalam prosesnya. Akan ada banyak ujian di dalamnya, akan ada ribuan tantangan yang mendera. Hal ini sebagaimana yang pernah diingatkan oleh Allah dalam satu surahnya, yakni Qs. al-Baqarah [2]: 214.
Meski langkah perjuangan tak akan selalu lurus dan mulus, kita yang mentasbihkan diri sebagai seorang pembangun masyarakat, tak boleh ciut nyali menghadapi segala konsekuensi tersebut. Sebab akan selalu ada jalan jika kita terus berusaha, dan akan selalu ada kemudahan di balik segala kesulitan. Untuk mampu menghadapinya, ada sebuah sikap yang wajib dikembangkan oleh seorang pengemban misi dakwah ilahi. Sikap itu adalah, BIJAKSANA.
Lantas, sikap bijaksana seperti apakah yang dapat kita terapkan dalam menghadapi lika-liku perjuangan membangun masyarakat?
Author : Juliyanti
1 Views
Taat Terhadap Kebijakan Pimpinan (Studi Kasus Memerangi Pembangkang Zakat Pada 632M)
Perilaku taat terhadap pemimpin, adalah salah satu sikap yang wajib dimiliki oleh setiap anggota organisasi. Sebab dengan ketaatan, visi dan misi akan dapat terealisasi. Sebaliknya, sikap yang membangkang, hanya akan menghambat kemajuan bahkan menghancurkan organisasi itu sendiri.
Satu di antara banyak sahabat yang dapat kita tauladani moralitasnya berkenaan dengan ketaatan itu, adalah Umar bin Khattab. Sahabat yang satu ini, bukan hanya dikenal cerdas dalam memecahkan setiap persoalan, namun juga cerdas dalam memposisikan diri ketika pemimpin memiliki kebijakan yang bertentangan dengan apa yang ia ajukan. Salah satunya, tercermin dalam sebuah kisah, yakni pada kasus memerangi pembangkang zakat yang terjadi pada 632 Masehi.
Seperti apakah wujud ketaatan Umar terhadap kebijakan pemimpin yang terjadi dalam kasus memerangi pembangkang zakat? Hikmah apakah yang dapat kita ambil dari ketaatan Umar tersebut?