Author : Redaksi
4 Views
Laudya Cynthia Bella “Kekosongan Hidup Mengantarkanku Pada Hijrah”
Cantik, terkenal, dan berlimpah materi, semuanya telah ia miliki. Bila orang lain diminta untuk bertukar posisi dengannya, sudah barang tentu banyak yang bersedia. Siapa yang tidak ingin seperti dia, seorang aktris wanita yang memiliki segala hal yang diimpikan oleh kaum hawa.
Namun, di balik segala kenyamanan itu, tersimpan sebuah fakta yang tidak diketahui oleh banyak mata. Di tengah keramaian dan euforia kesenangan yang dinikmatinya bersama teman-teman, kekosongan hidup justru seringkali menggelayuti hidupnya. Hingga pada suatu ketika ia bertanya lirih pada dirinya sendiri, “Kog aku merasa sepi ya hidup aku? Kenapa senang yang aku rasa selalu hanya sementara?” Beruntungnya, di tengah kegalauan hidup yang dialaminya tersebut, perlahan-lahan ia menemukan pintu itu, HIJRAH.
Siapakah sosok aktris yang berhijrah setelah mengalami kekosongan dalam hidupnya? Bagaimana cerita selengkapnya tentang kisah hijrah sosok tersebut?
Author : Hendra B.Y.
4 Views
Keterkaitan Peristiwa G30S/PKI dengan Pemberontakan 1948
Setiap menjelang tanggal 30 September, hampir selalu diwarnai dengan pro-kontra G30S/PKI. Ada yang mendesak untuk tetap mengangkat isu tersebut. Namun ada juga yang menolak, karena menilai pengangkatan isu itu sarat dengan nuansa politik. Mereka yang menolak bahkan berdalih, bahwa “ideologi komunis telah mati”, yakni dengan adanya TAP MPRS No. 25 Tahun 1966.
Di samping argumentasi di atas, para kelompok penolak pembahasan PKI, juga mendasarkan pendapatnya pada dalil bahwa PKI sesungguhnya bukanlah dalang di balik peristiwa pemberontakan di tahun 1965 itu. Sebagaimana penelitian yang diungkap oleh Ben Anderson, dkk, kelompok ini meyakini bahwa peristiwa pada bulan itu, tak lebih dari sekedar konflik yang terjadi di internal militer semata.
Lantas, benarkah ideologi komunis telah mati? Benarkah dalang di balik peristiwa 30 September bukanlah PKI?
Author : Dany Agustiyanto
4 Views
Persahabatan Dalam Ajaran Islam
Menjalin persahabatan/persaudaraan, adalah salah satu hal yang penting untuk dirajut dalam kehidupan seseorang. Dengan bersahabat, seseorang diharapkan dapat menjadi pribadi yang lebih baik, karena di dalam persahabatan ada sikap saling mendukung, saling menolong, dan saling menasehati dalam kebaikan. Hal ini sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah dalam salah satu ayat di surah Ali-Imran (Qs. Ali-Imran [3]: 103).
Namun sayang dalam prakteknya, masih banyak kita jumpai bagaimana sebuah persahabatan seringkali mengalahkan nilai-nilai kebenaran. Salah satu sebab yang sering tidak kita sadari, persahabatan yang tulus kita bina, hanya dijadikan sebagai alat politik oleh sahabat kita. Hal ini sebagaimana yang pernah terjadi dengan Ken Arok yang memanfaatkan sahabatnya Kebo Ijo untuk menggulingkan Tunggul Ametung ataupun Soeharto yang memanfaatkan dua sahabatnya sebagai tokoh intelijen yang bertugas mengamankan kekuasaannya. Sungguh, hal ini patut menjadi kewaspadaan bagi kita semua, manakala persahabatan perlahan mengalami pergeseran kedudukan.
Lantas, bagaimanakah Islam menempatkan arti persahabatan? Bagaimana pula cara kita dalam mewaspadai persahabatan yang mulai mengalami pergeseran?