Author : Abu Zelda
0 Views
Makna Penghargaan Allah terhadap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek)
Dalam era serba canggih dan di saat negara-negara maju tengah terus berlomba-lomba mengembangkan IPTEK-nya, masih banyak kita jumpai beberapa kelompok dalam Islam yang justru menjauhi hal ini. Produk orang kafir sehingga harus dihindari, begitu argumen yang sering mereka kemukakan.
Padahal, banyak ayat dalam al-Quran menunjukkan bahwa Allah justru memerintahkan manusia untuk mengoptimalkan penggunaan akalnya. Bahkan tidak hanya berhenti sampai di situ saja, Allah sendiri bahkan memberikan penghargaan yang sangat tinggi pada IPTEK dan pada orang-orang yang mau mempotensikan akalnya untuk mempelajari alam semesta beserta isinya. Sebaliknya, Allah justru akan menimpakan kemurkaan-Nya bagi mereka-mereka yang tidak mau menggunakan akal pikiran yang sudah dikaruniakan kepada manusia.
Mengapa Allah memberikan penghargaan yang sedemikian tinggi terhadap IPTEK dan orang-orang yang berilmu? Pesan apakah yang terselip dalam penghargaan setinggi-tingginya pada IPTEK tersebut?
Author : Muhamad Dzadit Taqwa
0 Views
Sportif, Budaya Kita
Masih banyak orang yang seakan tak peduli, tentang bagaimana cara mereka dalam meraih sesuatu. Yang penting meraih tujuan, soal caranya seperti apa, melanggar atau tidak, dipandang bukan menjadi persoalan. Ya, fenomena kecurangan sejatinya masih sangat banyak kita jumpai pada mereka-mereka yang tengah meraih tujuannya. Hal tersebut dapat kita temukan, baik itu pada kehidupan sehari-hari, dunia politik, maupun dunia dakwah.
Kecurangan memang seakan selalu menjanjikan hasil yang manis di awal. Namun jika ditelisik lebih dalam, perbuatan ini sejatinya hanyalah menawarkan kesenangan semu belaka. Sportivitas sendiri sebagai antitesa yang sering tidak diminati, justru memiliki prospektus dan manfaat yang sangat besar sekali. Hal ini bisa ditemukan, jika kita mampu mengupasnya lebih dalam.
Lantas, bagaimanakah sejatinya dampak dari perbuatan curang itu? Hal-hal apa saja yang dapat kita tempuh agar terhindar dari satu moral tercela tersebut?
Author : Retno Rohma Asih
0 Views
Financial Literacy: Obat Membentengi Diri dari Konsumerisme
Virus konsumerisme, kian mewabah setelah hadirnya berbagai perkembangan teknologi. Setiap saat kita disuguhi oleh berbagai iming-iming, agar kita mau membelanjakan uang, sekalipun mungkin sebetulnya kita tidak sedang membutuhkannya. Discount, flash sale, kupon gratis ongkir, adalah beberapa contoh kail yang diumpankan pada kita semua.
Padahal, hadirnya konsumerisme ini bukan tanpa membawa banyak akibat. Telah banyak kasus terjadi, setelah seseorang terbuai untuk menjadi lebih konsumtif. Ada orang yang berhutang sana sini, suami-istri yang bertengkar karena persoalan financial yang berantakan, ataupun mengambil uang dari orang lain secara paksa. Oleh sebab itu, teramat penting bagi kita untuk sesegera mungkin mencegah semakin menyebarnya virus berbahaya ini. Satu di antaranya dengan menerapkan konsep “financial literacy”.
Seperti apakah konsep financial literacy dalam mencegah konsumerisme?