Author : Dyah Filia Efendy
1 Views
Sedekah yang Tepat
Bersedekah, adalah salah satu perbuatan mulia dan tentunya memiliki banyak kemaslahatan bagi mereka yang menjalankannya. Ganjaran pahala atau bahkan pahala jariyah, sudah tentu akan didapatkan bagi mereka yang ikhlas menunaikannya. Maka dari itu, tak heran bila banyak umat muslim yang berlomba-lomba menjalankan sedekah dengan sebaik-baiknya.
Namun, meski memiliki nilai yang baik, bersedekah tidak bisa dilakukan dengan memberi pada sembarang orang. Sebab sedekah yang tidak tepat, bukannya membawa keberkahan bagi kita, sebaliknya, justru bisa menjadi amalan yang sia-sia. Dalam al-Quran sendiri, Allah sejatinya sudah memberikan tuntunannya terkait dengan siapakah obyek yang seharusnya menerima sedekah dari kita.
Lantas, seperti apakah sedekah yang tepat itu?
Author : Arissha Putra & Aan Komarudin
1 Views
Nilai Perintah Menjaga Pandangan
Secara fitrahnya, manusia memang dibekali sebuah hasrat bernama dorongan seksual. Naluri ini sendiri sejatinya memiliki beberapa manfaat yang positif, di antaranya: sebagai salah satu sarana kebahagiaan dan juga untuk membangun generasi suatu bangsa. Namun, kesemua itu bisa dicapai dengan sebuah catatan, yakni harus disalurkan dengan tata cara dan etika yang sudah dituntunkan oleh-Nya.
Salah satu cara agar kita dapat menjaga diri dari dorongan seksual yang tak terkendali adalah dengan ‘menjaga pandangan (tatapan mata)’. Ya, meskipun terdengar remeh, sebuah tatapan mata nyatanya memiliki pengaruh yang cukup signifikan bagi munculnya dorongan seksual.
Lantas, seperti apakah pengaruh menjaga pandangan terhadap antisipasi akan adanya dorongan seksual yang tak terkendali? Bagaimanakah teknis menjaga pandangan yang tepat untuk menjaga diri dari godaan duniawi tersebut?
Author : Levana Surya
1 Views
Teladan Perilaku Organisasi al-Faruq
Sebagaimana yang kita tahu, khalifah Umar adalah salah seorang sahabat yang memiliki kecerdasan tinggi. Dalam beberapa kisah, pendapatnya dibenarkan meski berbeda dengan pendapat Nabi. Beberapa ayat yang turun bahkan selaras dengan pendapat Umar, di antaranya seperti: pelarangan khamr, penanganan tawaran perang Badar, dsb.
Namun, meski memiliki kepandaian di atas rata-rata, Umar tidak pernah sekalipun bersikap congkak dan sesuka hatinya. Ia bahkan selalu menunjukkan jiwa besarnya, yakni menaati setiap keputusan pimpinan sekalipun hal itu berbeda dengan pemikirannya. Jika ditinjau dari ilmu organisasi, sikap Umar ini dapat dikatakan dipengaruhi oleh sebuah perilaku yang sangat penting untuk dimiliki setiap anggota organisasi. Ia bernama, ‘perilaku organisasi’.
Lantas, seperti apakah prinsip-prinsip perilaku organisasi yang terdapat dalam perilaku Umar ketika berbeda pendapat dengan pimpinan?