Author : Deni Bekti
7 Views
Meresapi Semangat Pendidikan Karakter dari Ki Hajar Dewantara
Sebagaimana tujuan keberadaannya, pendidikan seyogyanya mampu mencetak generasi yang tak hanya baik secara pikiran, tetapi juga baik dalam aspek moral dan karakter. Pendidikan, juga sepatutnya mampu melahirkan anak didik yang mencintai bangsanya dan memiliki idealisme untuk membangun negerinya.
Gagasan ini pulalah yang pernah didengungkan oleh Ki Hajar Dewantara. Berangkat dari keprihatinannya terhadap sistem pendidikan yang diterapkan oleh kolonial Hindia Belanda, beliau bertekad untuk mendirikan sendiri sebuah pendidikan karakter yang membangun manusia Indonesia secara seutuhnya. Gagasan tersebut tercermin dalam 3 fatwa pendidikan, yang diterapkan pada perguruan yang didirikannya, yakni Tamansiswa.
Semangat pendidikan karakter seperti apakah yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara? Hikmah apakah yang dapat kita ambil dari filosofis pendidikan karakter tersebut?
Author : Suhartono
7 Views
Menempatkan Cinta Kasih dalam Perjuangan Pembangunan Masyarakat Seimbang
Tak bisa dipungkiri, bahwa tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang bisa terlepas dari kebutuhan akan rasa cinta pada lawan jenis. Salah satunya, adalah kita yang bergerak dalam bidang dakwah. Topik ini sering menjadi dilema tersendiri. Jika dijadikan orientasi, dikhawatirkan bisa mengalihkan semangat berperan. Namun di sisi lain jika diabaikan, juga tak bisa dipungkiri bisa membuat semangat berdakwah itu menjadi gersang.
Akan tetapi, kebutuhan akan hal ini harus benar-benar didudukkan secara tepat. Sebab jika keliru sedikit saja, alih-alih bisa menjaga semangat dalam berjuang, yang terjadi justru bisa mengacaukan semua misi mulia, membangun masyarakat thoyyibah.
Benarkah cinta kasih itu hanya mewujud pada orientasi pasangan hidup saja? Seperti apakah sejatinya kontekstualisasi cinta kasih dalam perjuangan pembangunan masyarakat seimbang?
Author : Yudi Asmara
7 Views
Perspektif Awam dan Ahli
Menjadi seorang ahli itu tidak mudah. Mereka tak hanya butuh menekuni pendidikan formal, tetapi juga pengalaman, dan jam terbang yang tinggi untuk terus mengasah keahliannya tersebut. Oleh sebab itu, kepada para ahli inilah, sudah sepantasnya bagi kita yang awam, untuk mempercayakan setiap pemecahan masalah kepada mereka para ahlinya. Sebab mereka yang lebih tahu dan telah lebih mendalami bidang yang mungkin masih asing bagi kita.
Namun dalam banyak fakta di lapangan, kita sebagai orang awam, terkadang mengalami kesulitan untuk menetapkan apakah seseorang itu benar-benar ahli pada bidangnya. Terlebih jika seorang ahli tersebut masih melakukan beberapa kesalahan dalam analisanya.
Lantas, bagaimanakah proses seseorang bisa menjadi ahli dalam bidang tertentu? Bagaimana pula cara kita menilai keabsahan pernyataan seorang ahli, dari kacamata kita yang awam ini?