Author : Redaksi
8 Views
Gamal Albinsaid (Sampah yang Menyelamatkan Kesehatan Warga Miskin)
Ada sebuah idiom yang mengatakan, “Orang miskin dilarang sakit”, dimana hal itu mengandung sebuah artian, bahwa orang miskin jangan sampai merasakan sakit. Kenapa demikian? Ya, jangankan untuk biaya berobat, buat makan sehari-hari saja, mereka sudah kesulitan setengah mati. Jadi, mau bayar pakai apa jika orang tak mampu menderita sebuah penyakit?
Membayar dengan sampah, mungkin itu barangkali bisa menjadi salah satu solusinya. Hal ini sebagaimana yang telah didapatkan oleh para warga, di sebuah kota di Jawa Timur. Ya, ada seorang dokter muda yang menginisiasi lahirnya sebuah metode pembayaran dengan sampah. Hal ini ia lakukan agar para kaum tak berada, bisa mendapatan layanan kesehatan. Gagasan ini tidak main-main, karena semakin lama, ia semakin bertambah pesat. Dokter tersebut bahkan terus memberi pelayanan terbaik, dalam gagasannya tersebut.
Bagaimanakah cerita bahwa sampah bisa sampai menyelamatkan kesehatan para warga miskin? Siapakah dokter muda di balik ide cemerlang tersebut?
Author : Chenyfah
8 Views
Ketika Pendidikan Hanya Menjadi Alat Memperkaya Diri (Fenomena Fresh Graduate Menolak Gaji 8 Juta)
Pada beberapa waktu yang lalu, netizen sempat dihebohkan dengan postingan seorang fresh graduate yang curhat bahwa dirinya baru saja menolak tawaran pekerjaan, karena merasa mendapat gaji yang tidak layak (8 juta rupiah). Mengetahui hal itu, tak sedikit netizen yang menyayangkan. Namun, banyak pula yang menganggapnya sebagai sebuah sikap yang sok-sok an.
Di tengah-tengah masyarakat kita, tak sedikit memang orang yang memiliki paradigma, bahwa pendidikan dipandang hanyalah sebagai alat memperkaya diri semata. Hasil pendidikan kita baru akan dinilai sukses, bila kita mampu mendapatkan pekerjaan dengan gaji besar atau mampu mensejahterakan diri dan keluarga. Padahal, pendidikan bisa jadi memiliki dimensi nilai yang tak melulu berhubungan dengan materi. Paradigma semacam ini, sejatinya justru memuat sejumlah persoalan, yang seharusnya kita hindari.
Lantas, bahaya semacam apakah yang bisa ditimbulkan, ketika pendidikan hanya dipandang sebagai alat memperkaya diri? Bagaimanakah upaya pencegahan yang bisa dilakukan, agar kita tidak terjebak pada paradigma tersebut?
Author : Siti Aminah
8 Views
Pentingnya Membangun Kebiasaan Produktif dalam Pencapaian Pembangunan Masyarakat
Kebiasaan produktif adalah salah satu kebiasaan yang memiliki banyak sekali manfaat. Terlebih bagi kita yang bergerak dalam misi pembangunan masyarakat, kebiasaan yang satu ini amat dibutuhkan dalam menunjang keberhasilan pencapaian misi tersebut. Dengan produktivitas, banyak tugas-tugas yang dapat diselesaikan dengan baik. Dengan produktivitas, tidak akan ada program-program yang tertunda ataupun berhenti di tengah jalan.
Akan tetapi, membangun sebuah kebiasaan baru memang tidak semudah mengucap. Seringkali ketika kita sudah bernazar untuk memulai, namun dengan mudahnya berhenti di tengah jalan, dengan berbagai alasan. Sering bukan, ketika misal kita ingin terbiasa membaca buku, dan buku sudah tersedia di depan mata, namun sekedar membukanya saja, kita sudah merasa enggan.
Lalu, bagaimanakah cara tepat yang dapat kita terapkan, untuk membangun kebiasaan produktif?