Tahun ke 5 Edisi 23

Pemuda adalah generasi yang kelak menjadi harapan serta tumpuan bangsa. Kepadanya kelak masa depan digantungkan, kepadanya segala harapan dicurahkan. Di tangan pemuda yang berkualitas baik secara intelektual, kepribadian, dan juga moralitas, masa depan bangsa dan juga agama, akan turut pula memiliki kualitas yang sama. Oleh sebab itu, menjadi PR besar bagi kita semua, untuk mempersiapkan generasi ini. Akan tetapi yang penting untuk diperhatikan adalah, menjadikan pemuda menjadi generasi yang berkualitas itu memiliki tantangan tersendiri. Sebab pemuda dan dunianya memiliki beragam dinamika persoalan yang tak mudah untuk diuraikan. Terlebih, ketika melihat bagaimana pesatnya perkembangan teknologi yang turut mewarnai tantangan yang dihadapi oleh generasi ini. Maka dari itu, menjadi penting bagi kita untuk mengetahui dinamika, penyebab, beserta solusi untuk mengatasi berbagai macam persoalan-persoalan yang seringkali mendera para pemuda. Lantas, seperti apakah dinamika, penyebab, dan solusi untuk mengatasi permasalahan-permasalahan pemuda?

Tindak kejahatan, bagaimana pun wujudnya adalah suatu hal yang tidak dapat dibenarkan. Sekalipun misal karena adanya perbedaan, entah itu suku, ras, dan agama, tindak kekerasan, paksaan atau bahkan pembunuhan, tidaklah kemudian menjadi pembenaran. Dan tidak mungkin dalam ajaran satu agama pun, termasuk dalam hal ini Islam, yang mengajarkan kejahatan kemanusiaan sebagai solusi untuk menghadapi perbedaan. Namun fatalnya, masih sering kita jumpai adanya kelompok-kelompok yang mengatasnamakan dirinya Islam, melakukan tindak kejahatan kemanusiaan atas nama Islam. Bahkan melabeli perilakunya itu sebagai ‘jihad fi sabilillah’. Publik pun kemudian banyak yang menyimpulkan, bahwa nilai-nilai yang diajarkan oleh Islam sangatlah tidak sesuai dengan ‘nalar kemanusiaan’ (cara berpikir/merespon/bertindak yang sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan). Lantas, benarkah nilai-nilai yang diajarkan oleh Islam tidak memiliki kesesuaian dengan nalar kemanusiaan?

“Masa muda, masa yang berapi-api, “ sebagaimana sepenggal lirik dalam lagu Rhoma Irama, pemuda dapat dikatakan memang memiliki semangat yang tinggi. Sejarah bahkan mencatat, bagaimana semangat pemuda bisa menumbangkan penjajah yang ratusan tahun menghisap kekayaan negeri ini. Namun potensi yang terdapat dalam diri pemuda tersebut, membutuhkan pengarahan yang tepat. Sebab jika tidak ada pengelolaan yang benar, potensi itu dapat teraktuskan untuk melakukan tindakan-tindakan yang salah. Radikalisme, tawuran antar pelajar, adalah beberapa di antaranya. Oleh sebab itu, kita dan juga para pemuda, penting sekali untuk memiliki bekal pengetahuan mengenai pengelolaan yang tepat terhadap kelebihan dan kelemahan pemuda. Lalu, bagaimanakah pengelolaan yang tepat terhadap kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh pemuda?