Tahun ke 5 Edisi 21

Banyak orang yang seringkali masih terjebak pada pandangan keliru mengenai perbedaan antara kritik dengan hujatan. Tak jarang tanpa kita sadari, kalimat yang meluncur dari mulut kita bukanlah lagi sebuah kritik, melainkan hujatan. Salah satu contohnya, sebagaimana yang pernah kita lihat dari kasus pencemaran nama baik yang dilaporkan oleh sebuah rumah sakit internasional kepada seorang ibu dua anak. Ketepatan membedakan antara kritik dan hujatan adalah hal yang sangat penting untuk kita pelajari. Bukan hanya untuk menghindarkan diri dari perbuatan delik pidana seperti pencemaran nama baik, tetapi hal ini juga sangat penting sebagai bekal dalam hidup berorganisasi. Jangan sampai, sebuah hujatan kita anggap sebagai kritikan, karena dampaknya akan bisa sangat besar. Utamanya, bagi organisasi/manajemen organisasi. Lantas, seperti apakah sejatinya perbedaan antara kritik dengan hujatan itu?

Berwudhu, bisa dikatakan sudah menjadi keharusan yang sering kita lakukan sebelum menjalankan ibadah shalat. Ya, sebagaimana yang kita ketahui, wudhu merupakan salah satu syarat sah sebelum suatu shalat ditunaikan. Oleh karena keterhubungan dengan shalat itulah, wudhu dapat dikatakan memiliki nilai yang cukup penting dalam bangunan ibadah shalat. Namun, entah karena sudah menjadi rutinitas atau bagaimana, seringkali ketika melaksanakannya, kita kurang khusyuk dalam mengerjakannya. Seolah, wudhu hanya sebatas menjadi ritual simbolis yang tidak memiliki makna. Kita tentu sering melihat, ada orang-orang yang menjalankan wudhu sembari bercanda, atau menyelingi kegiatan berwudhu dengan aktivitas lainnya. Lantas, makna penting seperti apakah yang sejatinya terkandung dalam aktivitas berwudhu?

Konflik antar SARA (Suku, Ras, dan Agama) masih sering terjadi di bumi pertiwi. Hal ini seperti yang dapat kita lihat dari fenomena kerusuhan yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia pada beberapa waktu belakangan. Ada yang terjadi di Manokwari, Papua Barat, dan yang terbaru, terjadi di Wamena, kabupaten Jayawijaya. Sebagai bangsa yang majemuk, dibutuhkan kesadaran yang terus-menerus untuk dapat saling menjaga kesatuan serta keutuhan bangsa. Konflik yang terjadi juga harus disadari sebagai satu perbuatan buruk yang membawa banyak kerugian bagi semua pihak. Konflik, tak hanya mampu menimbulkan banyak korban jiwa, namun juga berpotensi menyebabkan terjadinya persoalan yang lebih besar lagi bagi bangsa dan negara. Lalu, bagaimanakah cara agar kita tidak mudah terpancing akan isu-isu yang dapat memecah-belah bangsa? Bagaimanakah pula cara yang dapat kita tempuh agar mampu menjaga keutuhan serta kesatuan negeri ini?