Author : Din Bun
0 Views
Menerima (Ikhtiar Menjadi Lebih Baik)
Menemui masalah atau realitas yang tak sesuai keinginan, adalah hal yang tak bisa kita hindari dalam kehidupan sehari-hari. Sebab hidup itu sendiri adalah sebuah proses yang penuh dinamika dan terdapat banyak variabel di sekitar yang tak mungkin bisa kita kendalikan. Oleh sebab itulah, mau tak mau kita harus mampu berbesar hati, menerima segala keadaan yang kadang tak sejalan dengan harapan.
Namun, menerima realitas yang tak sesuai keinginan bisa dikatakan sebagai hal yang cukup sulit. Merutuki diri sendiri atau mencari kambing hitam atas munculnya persoalan, adalah beberapa contoh penolakan yang terjadi kemudian. Oleh karena itu, penting sekali bagi kita untuk bisa menerima segala persoalan yang terjadi dalam hidup. Sebab penolakan yang terjadi secara berulang, sejatinya dapat membawa sejumlah dampak buruk bagi hidup kita.
Seperti apakah dampak melakukan penolakan terhadap masalah atau realitas yang tak sesuai keinginan?
Author : Ramadhan Angga Pramudhita Notonegoro
0 Views
Berdakwah, Sebagaimana Aktivitas Bercocok Tanam
Menyerukan nilai-nilai agama hingga menghasilkan generasi robbani, memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Semuanya butuh proses, butuh waktu, dan tak jarang harus siap dengan segala badai cobaan. Karena segala tantangan itu, tak sedikit dari para agen dakwah yang menyerah di tengah jalan, karena tak sabar dengan segala ujiannya.
Salah satu pembelajaran yang barangkali dapat kita hayati dan terapkan agar dapat bersabar dalam dakwah adalah melihat dari mereka yang melakukan aktivitas bercocok tanam. Ya, kegiatan yang mungkin terlihat sederhana itu, sejatinya mengajarkan kepada kita akan banyak hal. Mulai dari proses memilih lahan, menanam bibit, hingga melindungi tanaman dari hama, kesemua proses tersebut menyimpan banyak pelajaran bagi kita para subyek dakwah.
Lantas, pembelajaran seperti apakah yang dapat kita petik dari aktivitas bercocok tanam?
Author : Diyah Banu Siwi Putri
0 Views
Mengenali dan Menghindari Sifat Iri Dengki (Belajar dari kisah Nabi Yusuf AS)
Setiap manusia, pasti memiliki kelebihan dan kelemahan dalam dirinya masing-masing. Satu kelebihan bisa jadi melekat dalam diri seseorang dan tidak terdapat dalam diri kita. Sebaliknya, bisa jadi satu kelebihan tertentu kita miliki dan tidak dimiliki oleh orang lain. Jika kita menyadari akan hal ini, tentu tak perlu ada rasa iri dengki terhadap apa-apa yang dimiliki oleh orang lain.
Namun, entah apa sebabnya seringkali tanpa sadar kita dapat dengan mudahnya tersulut api kecemburuan manakala melihat orang lain dengan segala kelebihannya. Rasa iri dengki itu bahkan terkadang tak hanya terlintas secara singkat di pikiran, namun juga sampai memunculkan kebencian yang teramat sangat. Menyadari akan bahayanya sifat ini, penting bagi kita untuk mampu mengenali ciri-ciri perilaku yang mengarah pada sikap ini, dan berpikir mengenai upaya untuk menghindarkan diri dari sifat buruk tersebut.
Lantas, seperti apakah indikasi-indikasi perilaku yang mengarah pada sifat iri dengki? Bagaimana pula cara menghindarkan diri dari sifat tercela tersebut?