Tahun ke 5 Edisi 47

Seringkali kita jumpai, gerak dakwah teman-teman di lapangan menjadi terhambat, karena adanya serangan terhadap metode dakwah kita. Terlalu menuhankan akal, menggunakan produk orang kafir, atau disebut tidak islami karena tidak diajarkan oleh Rasul, adalah opini-opini yang pada umumnya dilontarkan oleh mereka yang tak sepaham. Tuduhan-tuduhan semacam ini, menjadi sangat penting untuk dijawab secara tepat. Bukan sekedar untuk meluruskan kepada para mad’u (obyek dakwah) agar tidak apatis terhadap dakwah kita. Lebih dari itu, agar masyarakat secara luas tidak menjauhi dakwah rasional dan memilih dakwah tradisi yang dianggap jauh lebih mudah dan praktis. Lantas, benarkah dakwah rasional adalah dakwah yang tidak islami dan tidak dicontohkan oleh para Rasul? Benarkah rasionalitas adalah produk orang kafir yang harus dijauhi dalam kehidupan beragama? Temukan jawabannya, hanya di sini, Buletin Ulul Albab edisi minggu depan.

Sebagaimana yang kita tahu, bulan Ramadhan sebentar lagi tiba. Segenap umat muslim mulai mempersiapkan diri untuk menjalankan aktivitas berpuasa sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Ada yang mulai membersihkan mukenanya untuk sholat tarawih, ada pula masjid-masjid yang mulai mempersiapkan tempat untuk beribadah bersama. Namun dalam masa menjelang Ramadhan tahun ini, ada sebagian dari kita yang mungkin bertanya-tanya mengenai hukum menjalankan puasa di tengah situasi masyarakat yang sedang dilanda virus Covid-19 ini. Sebab seperti yang kita tahu, berpuasa adalah juga memiliki sejumlah implikasi. Salah satunya, yakni mengakibatkan penurunan pada imunitas tubuh. Padahal, tubuh dengan imunitas kurang baik, adalah perantara yang sangat mudah sekali, bagi penyebaran virus berbahaya ini. Lantas, bagaimanakah hukum puasa Ramadhan pada masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini? Apakah umat Islam masih tetap berkewajiban menjalankan puasa sebagaimana tahun-tahun sebelumnya? Jangan lewatkan kupasannya, yang akan diulas oleh ustad Iskandar al-Warisy dalam Buletin Ulul Albab edisi minggu depan.

Banyak orang-orang sukses yang tanda-tandanya sudah nampak semenjak kecil. Namun ada pula orang-orang yang tidak nampak tanda-tanda kesuksesan di masa kecilnya, namun ketika dewasa meraih kesuksesan yang besar. Apa saja faktor-faktor untuk bisa meraih kesuksesan itu?